- Haji dan Umrah
Ibadah
haji dan umrah mempunyai makna yang dalam. Salah satu maknanya adalah
bahwa agama-agama semitik ( agama yang berakar pada ajaran Nabi Ibrahim,
yaitu agama Yahudi, Nasrani, dan Islam ) berasal dari sumber yang sama,
yaitu Allah swt.
Kesimpulan
itu dapat diambil karena ajaran tentang haji dan umrah merupakan
warisan dari Nabi Ibrahim. Selain itu, pada ritual ibadah haji dan umrah
terdapat amalan-amalan yang merupakan rekonstruksi sebagian dari
sejarah Nabi Ibrahim dan Ismail as.
1. Pengertian
Menurut bahasa, haji berarti menyengaja ziarah ke Ka’bah atau mengalahkan dengan alasan,
sedangkan menurut istilah, haji adalah sengaja mengunjungi baitulah di
Mekah dengan niat beribadah kepada Allah pada waktu tertentu, serta
dengan syarat-syarat dan cara tertentu. Haji hukumnya fardhu’ain bagi
orang islam yang sudah memenuhi syarat-syaratnya. Firman Allah swt. (lihat al-Qur’an onlines di google) Artinya:
“…Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu
(
bagi ) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barang
siapa mengingkari ( kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah maha kaya (
tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (QS. Ali Imran: 97)
Ayat di atas juga diperjelas dengan sabda Rasulullah saw. Berikut yang artinya: “Barang
siapa melaksanakan haji di rumah ini ( baitullah ) tidak rafats dan
tidak berbuat fasik, maka dia kembali seperti pada hari dilahirkan
ibunya.”( H.R.Bukhari)
Hadis lain yang juga menyebutkan sebagai berikut yang artinya: “Orang-orang
yang mengerjakan haji dan orang-orang yang mengerjakan umrah merupakan
duta-duta Allah. Maka jika mereka memohon kepada-Nya dan jika mereka
meminta ampun pastilah diampuni-Nya.”
2. Syarat Haji
Syarat-syarat bagi orang yang hendak mengerjakan haji ialah sebagai berikut:
-
- Islam, orang non-Islam tidak boleh mengerjakan haji
- Berakal, orang yang gila tidak sah hajinya
- Baligh atau dewasa, anak kecil jika sudah berhaji, jika dewasa hendaknya mengerjakan haji lagi
- Merdeka, hamba sahaya tidak boleh
- Kuasa atau mampu, arti mampu disini ialah:
1). Segi jasmani
a) Tidak terlalu tua, agar tidak kesulitan dalam melakukan haji atau umrah
b) Tidak dalam keadaan sakit ( sakit lumpuh ) yang diperkirakan sulit untuk sembuh
c) Tidak berpenyakit menular, hal tersebut akan membahayakan
2). Segi rohani
a). Mengetahui hukum dan manasik haji atau umrah
b). Berakal sehat dan memiliki kesiapan mental untuk melakukan ibadah haji atau umrah dengan perjalanan yang jauh
3). Segi ekonomi
a) Mampu
membayar ONH ( Ongkos Naik Haji ) dengan harta yang halal, bukan hasil
penjualan rumah, tanah, sawah, perusahaan yang kesemuaya itu menjadi
satu-satunya sumber kehidupan
b) Memiliki
biaya hidup bagi keluarga yang menjadi tanggungannya, meliputi sandang,
pangan, papan, dan biaya-biaya lainnya termasuk biaya pendidikan
4). Segi keamanan
a). Aman di perjalanan selama melaksanakan ibadah haji dan umrah
b).
Keamanan bagi keluarga dan harta benda yang ditinggalkan selama
melakukan ibadah haji atau umrah. Untuk menjamin keamanan jiwa dan harta
calon haji wanita, maka menjadi syarat wajib baginya pergi bersama
suami atau muhrimnya, atau dengan wanita yang dipercaya
Dalam
ibadah haji, sebenarnya terkandung dua macam ibadah yang saling
berhubungan, yaitu umrah ( biasanya dikatakan haji kecil) dan haji (
biasanya dikatakan haji besar ) Firman Allah swt.(lihat Al-Qur’an
onlines di google)
Artinya: “ Sempurnakan ibadah haji dan umrah karena Allah.” (QS.Al Baqarah: 196)
Untuk menunaikan ibadah haji dan umrah dapat dikerjakan sebagai berikut:
1) Lebih
dahulu mengerjakan umrah sampai selesai. Kemudian, pada waktu haji atau
haji besar ( arabulan Zulhijah ) barulah mengerjakan haji hingga
selesai. Cara yang demikian itu adalah cara yang paling mudah dan paling
banyak dijalani oleh jemaah haji. Cara haji yang demikian disebut haji tamatuk
2) Dengan
mengerjakan kedua-duanya, yaitu haji dan umrah menjadi satu atau sekali
jalan. Cara ini dinamakan haji qiran. Barang siapa mengerjakan cara
qiran ini wajib membayar dam ( denda )
3) Waktu
haji bulan Syawal sampai tanggal 12-13 Zulhijah hanya mengerjakan haji
saja, sedangkan umrahnya dijalankan sebelum bulan syawal atau setelah
mengerjakan haji di dalam tahun itu juga. Cara inilah yang terbaik dan
dinamakan cara ifrad atau haji ifrad
- Rukun Haji
Rukun
haji disebut juga fardhu haji. Rukun haji itu berbeda dengan wajib
haji. Jika salah satu dari rukun haji tertinggal, maka hajinya tidak sah
dan harus diulang tahun depan. Jika wajib haji ketinggalan atau tidak
dikerjakan, maka hajinya sah, tetapi harus membayar dam ( denda). Adapun
rukun haji itu sebagai berikut:
a. Ihram
Ihram
adalah berniat mulai mengerjakan haji atau umrah, atau keduanya
sekaligus. Ihram ini wajib dimulai dari miqatnya baik miqat zamani
maupun miqat makani. Bagi jemaah haji, sebelum melakukan ihram
disunatkan melakukan hal-hal berikut ini:
1) Mandi
2) Membersihkan badan
3) Memotong kuku
4) Mencukur kumis atau rambut
5) Memakai wangi-wangian
6) Salat sunat ihram dua rakaat
7) Memperbanyak membaca talbiyah
Bentuk
pakaian ihram untuk laki-laki berbeda dengan pakaian ihram perempuan.
Pakaian ihram untuk laki-laki tidak berjahit dan tidak tertutup kepala.
Pakaian ihram perempuan berupa pakaian yang menutup seluruh tubuh
kecuali muka dan telapak tangan
b. Wukuf Di Arafah
Wukuf
di Arafah berarti berada di Arafah dan waktu mulai dar tergelincir
matahari tanggal 9 Zulhijjah. Hal itu sesuai dengan sabda Rasulullah
saw. Yang artinya” Bahwa Rasulullah saw, menyuruh seseorang untuk
menyerukan: haji itu ialah Arafah, barang siapa datang pada malam
tanggal 10 sebelum fajar terbit berarti ia telah mendapatkan Arafah.”
c. Thawaf
Thawaf
yaitu mengelilingi ka’bah 7 kali. Dalam melaksanakan thawaf, tidak
perlu dengan niat sendiri karena sudah terkandung dalam ihram.
Syarat thawaf tawaf:
1). Suci dari hadats besar, kecil dan najis.
2) Menyempurnakan 7 putaran
3) dimulai hajar aswad diakhiri hajar aswad
4) hendaknya ka’bah sebelah kiri kita
5) hendaklah thawaf itu diluar ka’bah
d. Sa’i
Sa’i ialah berlari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwa sebanyak tujuh kali. Syarat-syarat sa,i sebagai berikut:
1). Dimulai di bukit Shofa dan diakhiri di bukit Marwa.
2). Sai dilakukan sebanyak tujuh kali.
3). Waktu sa’i hendaklah sesudah thawaf, baik thawaf ifadhah maupun tawaf sunah.
e. Tahallul.
Tahallul ialah mencukur atau menggunting rambut kepala sebagai tanda telah bebas dari larangan-larangan haji atau umrah.
f. Tertib.
Tertib
atau menertibkan rukun-rukun adalah mendahulukan yang semestinya dari
rukun-rukun tersebut. Maksudnya adalah mendahulukan ihram dari dari
rukun-rukun lain, mendahulukan wukuf dari thawaf, mendahulukan thawaf
dari sa’i dan mendahulukan sa’i daripada bercukur.
- Wajib Haji
Perkataan
wajib dan rukun biasanya sama artinya, tetapi dalam urusan haji
berbeda. Rukun haji adalah suatu hal yang harus dilakukan dan tidak
boleh diganti dengan denda sedangkan wajib haji adalah sesuatu hal yang
harus dilakukan dan boleh diganti dengan dam atau denda bila tertinggal
atau tidak bisa melaksanakan. Adapun wajib haji sebagai berikut:
-
- Ihram dari miqat
- Bermalam di Muzdalifah
- Bermalam di Mina
- Selama 2 malam atau 3 malam
- Melontar jumrah aqobah pada tanggal 10 Zulhijjah
- Melontar 3 jumrah pada hari-hari tasyrik
- Thawaf wada’
- Meninggalkan larangan haji atau umrah.
- Sunat Haji dan Cara Mengerjakannya
- Membaca talbiyah
- Membaca shalawat kepada nabi dan berdo’a sesudahnya
- Melaksawakan thawaf qudum
- Memasuki baitullah melalui hijir Ismail
- Larangan-larangan bagi Orang yang Sedang Ihram Haji
- Memakai pakaian yang berjahit bagi laki-laki
- Memakai tutup kepala bagi laki-laki yang menempel di Kepala seperti topi dll
- Menutup muka dan dua tekapak tangan bagi wanita
- Memakai wangi-wangian bagi laki-laki dan perempuan
- Mencukur atau mencabut rambut yang ada di badan dan kepala
- Nikah, menikahkan,atau menjadi wali dalam pernikahan
- Dilarang campur suami istri walaupun dengan isteri sendiri, termasuk cumbu rayu.
- Umrah
0 komentar:
Posting Komentar